SEMENDAWAI
TIMUR- Banyak kalangan
masyarakat menilai dengan dibentuknya peratuaran desa untuk pemotongan harga
jual karet dari para tengkulak sebesar Rp 100 perkilo setiap bulannya bisa
menjadi solusi untuk membangun desa. Sebab dari hasil potongan tersebut bisa
digunakan untuk membangun maupun memperbaiki jalan desa yang rusak atau pun
fasilitas umum lainnya.
Soleh (60),
salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Semendawai Timur mengatakan,
pemotongan dari penjualanan karetlah yang tepat saat ini. Namun harus
dibarangi dengan manajemen yang baik dan benar. Jangan sampai kalau nantinya
dibentuk perdes uang hasil pemotongan masuk ke kantong pribadi. Karena dari
uang itulah dikumpulkan yang nantinya digunakan untuk memperbaiki jalan yang
rusak di desa masing-masing.” Saya rasa para para pembeli tidak keberatan
dilakukan pemotongan harga Rp 100 perkilonya. Apalagi ini untuk kepentingan
bersama,” kata Soleh saat dibincangi wartawan.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa rusaknya jalan porosi desa karena sering dilewati oleh
kendaraan truk pengangkut karet. Kalau truk tidak diberbolehkan masuk pasti
jalan tidak rusak seperti sekarang ini, tapi kalau truk tidak masuk secara
otomatis petani karet akan kesulitan menjual getah karet hasil kebun
mereka.”Saya rasa solusi yang tepat saat ini dengan membuat perdes pemotongan
Rp 100 perkilo setiap kali transaksi, kalau suatu desa mau maju, ”jelasnya.
Karenanya
dia berharap, para kades ada kesepakat bersama untuk membuat perdes pemotongan
penjualan getah karet pada para tengkulak yang membeli getah karet milik warga.
Apalagi nilainya tidak terlalu besar.”Saya rasa para tengkulak juga tidak
keberatan apabila ada potong sebesar Rp 100 untuk memperbaiki jalan
desa,”pungkasnya.(fir)
0 komentar:
Posting Komentar