Kamis, 07 Mei 2015

Kayu Bakar Masih Digunakan Untuk Memasak


           SEMENDAWAI SUKU III-  Dibeberapa wilayah di Kabupaten OKUT, terutama yang berada di pelosok perdesaan, sejumlah warganya kembali menggunakan kayu bakar untuk keperluan sehari-hari. Salah satunya Yanto (50)  warga Desa Taraman Jaya, Kecamatan Semendawai Suku III yang mengunakan kayu bakar untuk memasak sehari-hari.

      Ia  mengaku, memasak dengan mengunakan kayu bakar lebih murah jika dibandingkan dengan mengunakan gas elpiji. Karena kayu bakar lebih mudah didapat di pedesaan.” Kami tidak mengalami kesulitan untuk mencari kayu bakar di desa,sebab masih banyak  pohon-pohon kayu kering di kebun kami,” katanya saat dibincangi wartawan.

     Meskipun  demikian, dia mengaku masih masih menggunakan kompor gas dari tabung berukuran tiga kilogram,tetapi untuk memasak yang cepat dan praktis saja.”Jadi selain masak dengan kayu bakar kami juga masih menyiapkan kompor gas untuk memasak yang penting-penting saja,” ujar  Yanto.

      Menurutnya, keputusannya untuk kembali menggunakan kayu bakar terpaksa dilakukan, karena merasa lebih mudah dan tidak banyak mengeluarkan uang.” Paling kita hanya beli minyak tanah untuk awal membakar kayu saja,” terangnya.

     Yanto berharap, harga gas ukuran 3 kilogram di wilayah pedesaaan juga sama dengan yang ada di wilayah Gumawang, kecamatan Belitang, sehingga masyarakat kembali mengunakan kompor gas untuk masak sehar-hari.” Kalau harga gas kembali normal, kami pasti kembali mengukan kompor gas,” ungkapnya.(fir)

Rabu, 06 Mei 2015

Pelaksanaan UN di SMP Negeri 2 ST Berjalan Lancar


          SEMENDAWAI TIMUR- Memasuki hari ke-3 pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Semendawai  Timur yang beralamat di desa Tulung Harapan berlangsung lancar. Tidak tidak ada masalah sekecil apapun, baik itu mengenai berkas soal maupun pelaksanaannya di lapangan selama UN berlangsung.
         
           Kepala SMP Negeri 2 Semendawai Timur, Sehat Sinilingga mengatakan siswa SMP Negeri 2 Semendawai Timur yang mengikuti UN sebanyak 107 padahal yang terdaftar sebanyak 109 siswa.” Dua oaring siswa yang tidak mengikuti UN karena kedua orang tersebut berhenti dari sekolah, jadi hanya 107 yang mengikuti UN,” katanya saat dibincangi wartawan Rabu (6/05) kemarin.

           Menurut Lingga, selain siswa SMP Negeri 2 Semendawai Timur ada sebanyak 49 siswa SMP Bina Bangsa yang beramat di desa Tinggal Jaya, Kecamatan Cempaka yang mengikuti UN di SMP Negeri 2 Semendawai Timur. Namun sama seperti di SMP Negeri 2 Semendawai Timur dua siswa tidak ikut UN karena sudah berhenti dari sekolah.

          Jadi, kalau digabungkan total siswa yang mengikuti Un di SMP Negeri 2 Semendawai Timur sebanyak 156 siswa dari gabungan dua Sekolah, yakni SMP Negeri 2 Semendawai Timur dan SMP Bina Bangsa dari desa Tinggal Jaya kecamatan Cempaka.” Karena jarak dari desa Tinggal Jaya ke SMP Negeri 2 Semendawai Timur cuku jauh, jadi anak-anak SMP Bina Bangsa Nginap di Sekolah kami,” ungkap Sehat Sinulingga.(fir)

Dinas PU Cipta Karya OKUT Cor Jalan Lingkungan


       SEMENDAWAI TIMUR- Pengecoran jalan lingkungan di desa Tulung Harapan Kecamatan Semendawai Timur program dari dinas PU Cipta Karya Kabupaten OKU Timur sudah mulai dilaksanakan. Bahkan, untuk menjaga kualitas dari bangunan tersebut tukang yang mengerjakan diambil dari warga desa Tulung Harapan itu sendiri.
     
       Sugiman (45), kepala tukang pengecoran jalan lingkungan di desa Tulung Harapan mengatakan mereka sudah memulai pengerjaan sejak Minggu (3/05) kemarin dan menargetkan pengerjaan akan selesai pada Sabtu (9/05) mendatang.” Namun yang jelas pengecoran yang kami kerjakan ini akan sesuai dengan aturan baik panjang, lebar, ketebalan dan volumenya.” Katannya saat dibincangi wartawan.

     Menurutnya, pengecoran jalan lingkungan di desa Tulung Harapan ini dengan panjang 250 meter, lebar 3 meter dan ketebalan 15 centi meter. Sedangkan untuk mengadukan material mengunakan mesin Molen.” Kami menjamin untuk kematengan adukan untuk pengecoran jalan lingkungan ini sesuai prosedur yang ada,” ujarnya.

   Sugiman berharap, pengecoran yang mereka kerjakan di desa Tulung Harapan ini nantinya bisa bertahan lama dan bermanfaat untuk masyarakat desa Tulung Harapan. Karena adanya pembangunan jalan di desa tersebut memang sudah ditunggu-tunggu sejak lama oleh warga desa Tulung Harapan.” Semoga jalan yang kami kerjakan ini bermanfaat untuk warga. Kami yang mengerjakan pun akan membuat hasil yang sangat maksimal dan berkualitas,” ungkapnya.(fir)

Sewakan Ruko Bisnis yang Menjanjikan


        BELITANG- Rumah toko (ruko) di sepanjang jalan Sudirman, Belitang BK 10 semakin lama semakin bertambah banyak. Karena itulah bisnis menyewakan ruko dinilai saat menjajikan saat ini. Hal ini terjadi karena perkembangan perekonomian di kawasan Belitang kian pesat, sehingga membuat investor memilih membangun ruko di wilayah tersebut.

       Saat ini, para pengusaha tidak ingin menyimpan uangnya di bank. Karena dengan menginvestasikan uangnya dengan membuat ruko atau membeli tanah akan lebih menjanjikan dari pada ditabung di Bank.

    Andi (45), salah seorang pengusaha di Belitang mengatakan, banyak alasan bagi pengusaha untuk menginvestasikan uangnya di Belitang.  Salah satunya dia menilai perkembangan perekonomian di Belitang kian menjanjikan, untuk saat ini dan kedepannya." Saya yakin perkembangan perekonomian di kawasan Belitang akan maju pesat. Karena ini saya tidak ragu-ragu menginvestasikan untuk pembangunan ruko," katanya saat dibincangi wartawan.

            Pesatnya perkembangan perekonomian di kawasan Belitang ini ditunjang dengan semakin sejaterahnya masyarakat yang berada di wilayah Belitang dan sekitarnya. Sebut saja misalnya para petani perkebunan karet dan padi yang setiap tahunnya semakin sejaterah." Dengan sejaterahnya para petani tersebut secara otomasi menambah geliat perkembangan bisnis ekonomi di Belitang kian menjanjikan, " jelas Andi.

          Jadi, tidak heran kalau saat iuni harga sewa ruko satu lantai di wilayah BK 10 seharga Rp 20 himgga Rp 35 juta pertahunnya. Oleh sebab itulah banyak pengusaha saat ini berlomba-lomba meginvestasikan dengan membuat ruko di sepanjang jalan dikawasan jalan Jenderal Sudirman. Karena pesatnya perekonomian di Belitang yang sangat mengiurkan." Saya optimis berwirausaha di Belitang ini akan menemukan kesuksesan," tandasnya (fir)




Selasa, 05 Mei 2015

Harga Murah, Petani Banyak Jual Kebun

 

      SEMENDAWAI SUKU III - Harga jual getah karet di wilayah kecamatan Semendawai Suku III terus menurun. Bahkan sekarang harga jual getah karet yang dua mingguan hanya Rp 7 ribu perkilonya, sedangkan yang mingguan hanya Rp 5 perkilonya.

       Akibat murahnya harga getah karet baik yang seminggu maupun yang dua mingguan, membuat para petani karet  kurang bergairah dalam melakukan aktivitasnya menyadap karet.” Dari hasil tersebut harus dibagi 3 dengan yang punya kebun, 2 untuk yang punya kebun dan 1 satu Kalau harganya murah, rasanya hasil getah yang kami sadap tidak ada nilainya, karena hasil bagian kami,” kata Masno (45) warga Taraman kecamatan Semedawai Suku III, Selasa (5/05) kemarin.

          Menurutnya ,  jatuhnya harga karet sangat menyusahkannya para petani karet di Kecamatan tersebut.  Karena penghasilan mereka  turun drastis, sedangkan biaya kebutuhan pokok sehari-hari masih tinggi.”  Murahnya harga karet membuat kami sudah mulai putus asa dan ada rencana untukmenjual kebun dan beralih propesi,” ujarnya.

       Senada juga diutarakan Ahmad (39), petani karet desa Karang Marga kecamatan Semendawai Suku III. Menurutnya, terpaksa dia mencari tambahan untuk menambah pendapatnya menjadi kuli bangunan setelah pulang dari nyadap karat.” Kalau tidak cari tambahan, utang kami di warung akan bertambah banyak,” pungkasnya.(fir)  

KUA Semendawai Timur Berikan Pelayanan Prima

 

       SEMENDAWAI  TIMUR-  Kepala  Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Semendawai Timur  Saiful Ikhwan mengatakan bahwa sejak tahun 2008 hingga sekarang dirinya telah memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat  kecamatan Semendawai Timur. “Alhamdullih sampai sekarang pelayanan prima kepada masyarakat masih kami pertahankan,” katanya.

      Menurutnya salah contoh pelayan prima yang diberikan pihak KUA Kecamatan Semendawai Timur  kepada masyakat adalah memberikan pelayanan yang baik dan cepat dalam hal pernikahan.” Setiap pasangan pengantin yang baru saja menikah,mereka langsung mendapatkan buku nikah.sehingga mereka tidak perlu menunggu lama,” ujarnya.

      Selain itu,mereka juga mendapatkan penyuluhan dari Badan pembinaan Penasehatan dan Pelestarian Perkawinan (BP-4) kepada pasangan yang akan menikah di kantor KUA.” Mereka yang telah mendapatkan penyuluhan dari BP-4 akan mendapatkan piagam dan satu buah Modul Kursus Calon Pengantin,” terangnya.     

      Saiful menambahakan pelayanan yang prima yang diberikan akan terus ditingkatkan, sehingga masyarakat benar-benarterbantu dengan adanya KUA di Kecamatan Semendawai Timur ini.” Semua persoalan yang dirasa sulit akan selalu kami permudah untuk guna melayani masyakat,” pungkasnya.(fir)   

Kembalian Belanja Pakai Permen Semakin Marak


     BELITANG - Dengan alasan tak ada uang receh, seringkali uang kembalian konsumen diganti dengan permen. Praktik seperti ini sudah lama lazim dilakukan terutama oleh kasir di minimarket, pasar swalayan, hingga tukang es kaki lima. Padahal, cara ini melanggar hukum, dan pedagang yang melakukan itu bisa dipidana.

         Karena konsumen berhak menolak dan mempidanakan pedagang yang memaksa untuk menerima permen sebagai uang kembalian karena alat pembayaran yang sah adalah uang.” Kami sebenarnya sering kesal dengan apa yang sering dilakukan oleh pedangan tersebut,” kata Herman (37) salah sorang warga Kecamatan Belitang saat dibincangi wartawan Selasa (5/05) kemarin.


      Menurutnya, saat ini masih banyak ditemukan swalayan dan toko eceran mengembalikan uang receh dengan menggunakan permen, karena mereka beralasan tidak memiliki uang receh untuk memberi uang kembalian kepada konsumen." Konsumen  dirugikan karena tidak ada kata sepakat antara pedagang dengan pembeli, kecuali pengembalian uang receh mengunakan permen disepakati antarkedua belah pihak," ujarnya.
.
        Berdasarkan alasan pengusaha yang tidak memiliki uang receh untuk mengembalikan uang kembalian kosumen tersebut. " Apabila pengusaha tidak ada uang receh, misal kembalian uang Rp 50, pedagang bisa mengembalikan lebih misal Rp 100, atau meminta sukarela kepada konsumen untuk mendonasikan uang kembaliannya untuk kegiatan sosial," ujarnya.(fir)






Musim Tanam Gaduh, PPL Diminta Lebih Intens Beri Penyuluhan Pada Petani


BELITANG-  Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang berada di wilayah Kabupaten OKUT diminta supaya Intens terjun ke petani langsung untuk memberikan penyuluhan pada saat musin tanam gaduh saat ini. Karena kalau para PPL tidak terjun langsung dikhawatirkan pada pendapatan padi tahun 2015 ini akan gagal panen.

    Diharapkan, dengan adanya PPL terjun langsung ke lapangan,para petani yang mengantungkan kehidupan sepenuhnya pada hasil pertanian bisa meraup untung pada panennya nanti. Karena ilmu pengetahuan yang diberikan oleh PPL sangat dibutuhan oleh petani.” Karena itu PPL harus menyentuh petani langsung dalam memberikan penyuluhan di lapangan.”kata Narto (47) salah seorang petani yang mengaku pernah menjadi PPL.

       Menurutnya, jika disuatu desa para petaninya tidak pernah mendapatkan penyuluhan dari PPL besar kemungkinan hasilnya tidak maksimal. Dan, bukan tidak mungkin akan gagal panen.” Ini pernah terjadi di suatu desa tapi saya tidak mau menyebut nama desanya. Karena PPL nya tidak pernah ke lapangan banyak petani padi yang tidak berhasil yang akhirnya hanya balik modal saja.”terangnya.

       Karena itu, selaku petani yang juga mantan PPL dirinya mengharapkan sekali PPL yang ada disetiap desa yang ada di wilayah Kabupaten OKUT bisa menjalankan tugasnya dengan baik.” Sebab selain menjalankan tugas, mereka juga akan mendapatkan pahala dari allah swt karena jika petani sukses tentunya akan berimbas pada kehidupan ekonomi keluarganya.(fir)     

Orgen Tunggal Tetap Dilarang Main Malam Hari


     SEMENDAWAI SUKU III- Polsek Semendawai Suku III hingga kini masih melarang Orgen Tunggal (OT) main pada malam hari. Orgen Tunggal hanya boleh main siang hari hingga pukul 17.30 saja. Demikian diungkapkan oleh Kapolsek Semendawai Suku III IPTU Jonson saat dibincangi wartawan belum lama ini.

     Menurut Jonson, aturan OT hanya boleh main pada siang hari saja sudah ada sejak dulu. Karena itu, pihaknya kembali menghimbau kepada pemilik OT dan warga yang ingin melakukan hayatan mematuhi aturan yang ada.” Kami minta aturan yang telah disepakati dengan para Kades dan diketahui Camat masing-masing dilaksankan dengan baik di lapangan,jangan sampai warga yang hajatan kucing-kucingan dengan aparat kepolisian,” katanya.

       Tujuan dari larangan OT main hingga malam hari ini untuk menjaga keamanan dan ketertipan di wilayah lingkungan Kecamatan tersebut. Namun,untuk kesenian tradisional seperti Janger dan kesenian Tayub boleh main hingga malam hari.”Kalau sesenian tradisional jarang terjadi keributan antar warga,tapi kalau OT sering terjadi keributan jika main pada malam hari,kaena musiknya yang remik,”ujar Jonson.

      Karena itu, Kapolsek berharap kepada masyarakat Kecamatan Semendawai Suku III dan masyarakat Kecamatan Semendawai Timur mengerti dan memahami aturabn yang sudah ada ini.” Alhamdullilah sejauh ini OT belum ada yang main pada malam hari di wilayah hukum Polsek Semendawai Suku III,”ungkapnya.(fir)

Perdes Salah Satu Solusi Untuk Bangun Desa


    SEMENDAWAI TIMUR- Banyak kalangan masyarakat menilai dengan dibentuknya peratuaran desa untuk pemotongan harga jual karet dari para tengkulak sebesar Rp 100 perkilo setiap bulannya bisa menjadi solusi untuk membangun desa. Sebab dari hasil potongan tersebut bisa digunakan untuk membangun maupun memperbaiki jalan desa yang rusak atau pun fasilitas umum lainnya.
     
       Soleh (60), salah seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Semendawai Timur mengatakan, pemotongan dari penjualanan karetlah  yang tepat saat ini. Namun harus dibarangi dengan manajemen yang baik dan benar. Jangan sampai kalau nantinya dibentuk perdes uang hasil pemotongan masuk ke kantong pribadi. Karena dari uang itulah dikumpulkan yang nantinya digunakan untuk memperbaiki jalan yang rusak di desa masing-masing.” Saya rasa para para pembeli tidak keberatan dilakukan pemotongan harga Rp 100 perkilonya. Apalagi ini untuk kepentingan bersama,” kata Soleh saat dibincangi wartawan.

      Tidak bisa dipungkiri bahwa rusaknya jalan porosi desa  karena sering dilewati oleh kendaraan truk pengangkut karet. Kalau truk tidak diberbolehkan masuk pasti jalan tidak rusak seperti sekarang ini, tapi kalau truk tidak masuk secara otomatis petani karet akan kesulitan menjual getah karet hasil kebun mereka.”Saya rasa solusi yang tepat saat ini dengan membuat perdes pemotongan Rp 100 perkilo setiap kali transaksi, kalau suatu desa mau maju, ”jelasnya.

        Karenanya dia berharap, para kades ada kesepakat bersama untuk membuat perdes pemotongan penjualan getah karet pada para tengkulak yang membeli getah karet milik warga. Apalagi nilainya tidak terlalu besar.”Saya rasa para tengkulak juga tidak keberatan apabila ada potong sebesar Rp 100  untuk memperbaiki jalan desa,”pungkasnya.(fir)




Jembatan Penghubung Sangat Bermanfaat, Warga Semakin Ramai Melintas


     SEMENDAWAI SUKU III- Sejak jembatan penghubung antar desa yang berada di wilayah desa Taraman- Karang Marga, Kecamatan Semendawai Suku III selesai dibangun semakin ramai saja warga yang melintas.Termasuk, para pedangang keliling dan para pelajar. Sehingga jembatan tersebut sangat bermanfaat sekali untuk warga.   

       Pemantau di lapangan,  jembatan yang panjang 70 meter dengan lebar 2 meter ini hampir setiap 5 menit dilewati warga, baik itu pejalan kaki maupun mengendarai sepeda motor.” Jembatan Taraman-Karang Marga  ini bisa dibilang akses satu-satu yang mengubungkankedua desa ini, ,” kata Yono (45) warga Desa Taraman,.

      Menurutnya, jembatan Taraman-Karang Marga ini akses penghubung warga untuk bepergian, baik ke sawah, ke kebun ke pasar maupun ke PT.LPI. " Hampir ratusan orang tiap harinya melewati jembatan tersebut,termasuk saya, karena jembatan ini satu-satunya akses penghubung menuju pasar tempel kalau dari Desa Karang Marga,” ujarnya.

    Setelah jembatan ini dibangun, warga semakin banyak saja yang melintas, dan warga pun sangat bersyukur karena pemerintah OKU Timur dalam hal ini dinas PU Bina Marga telah memperhatikan mereka.”Sejak lama kami warga Taraman dan Karang Marga mengingikan jembatan  dibangun. Dan, sekarang sudah dibangun, kami melintas tidak was-was lagi,” kata Yono.(fir)

Pamplet dan Poster Di Pohon Rusak keindahan


       BELITANG- Sejumlah poster bakal calon bupati dan pamflet iklan milih showroom motor maupun finance masih banyak bertengger di sejumlah pohon sawit di sepanjang jalar provinsi di wilayah Kecamatan Belitang. Hal tersebut selain merusak keindahan kota juga merusak pohon-pohon karena pemasangan dipaku oleh para pemasang.

       Pantauan di lapangan kemarin,keberadaan poster dan pamflet tersebut seperti sudah menjamur karena dipasang tidak ada pihak yang melarang para pemansang iklan liar ini.” Ini belum seberapa pak, lebih para lagi kalau musim kapanye pemilu kepala daerah baik bupati,” kata Purwanto (40) warga desa Gumawang, Kecamatan Belitang.


    Menurut Purwanto, banyaknya pemasangan poster bakal calon bupati dan pamflet yang tidak beraturan tersebut membuat tampilan wilayah Belitang sepertikurang tertata. ‘’Sebagai warga yang peduli saya menyayangkan hal tersebut. Pertama, jika pemasangan baliho, reklame tidak tertata dan tidak digarap dengan baik akan berserakan. Dari segi lingkungan tentu sangat tidak bagus sekali, masa pohon dijadikan tempat bergelantungan iklan,’’ ujarnya.

      Untuk itu dia juga berharap, hal tersebut bisa segera ditertibkan. Kemudian bagi yang mempunyai kepentingan agar tidak memasang di pohon dan membuat tempat pemasangan sendiri atau di koran.” Kalau ada tamu dari luar daerah, kita menjadi malu karena wilayah kita  seperti rumah berserakan, macam kampung besar dan tidak tertata sama sekali. Padahal ada peraturannya, bahwa sepanjang jalur hijau tidak boleh seperti itu,’’ tuturnya.(fir)

Garap Sawah Pakai Traktor, Biaya Lebih Murah

         SEMENDAWAI SUKU III- Kebanyakan petani di kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten OKUT saat ini  membajak sawah sudah tidak lagi mengunakan tenaga kerbau atau mengunakan cangkul serta alat tradisional lainnya. Namun mereka sekarang sudah  mengunakan traktor agar proses penggemburan tanah sawah sebelum tanam cepat selesai dibandingkan secara tradisional menggunakan tenaga kerbau.


        Sugiarto (40 ) warga Desa  Taraman mengatakan, karena saat ini sudah ada alat yang lebih canggi dan bisa bekerja dengan cepat, yakni traktor. Dengan mengunakan alat tersebut biaya yang dikeluarkan pun relatif lebih murah jika dibandingkan  mengunakan tenaga kerbau." Kalau pakai kerbau atau sapi  biaya murah lebih lama, namun kalau mengunakan traktor kerjaan bisa lebih cepat selesainya ,” kata Sugiarto. 

      Menurutnya, mengunakan tenaga kerbau untuk areal sawah seluas 100 meter persegi,  bisa sampai dua hari, sedangkan dengan alat traktor tidak sampai seharian. Dengan mengunakan traktor proses pembajakan sawah lebih cepat, sehingga petani bisa segera menanam padi dan lebih cepat juga menikmati hasil panennya.“ Sebelum ada traktor saya masih pakai kerbau jadi agak lama,” jelas Sugiarto.

      Selain itu, dengan mengunakan traktor bisa lebih cepat dalam pengerjaannya, secara biaya lebih murah dibandingkan dengan mengunakan tenaga kerbau. Sugiarto menjelaskan, mahalnya biaya menggunakan tenaga kerbau di hitung biaya yang harus dikeluarkan petani untuk bekal selama bekerja di sawah seperti makan, minum dan rokok serta upah bagi buruh yang membantu proses pembajakan sawah.“ Biaya setiap harinya itu dikalikan, kalau misalnya untuk sehektar sawah bisa selesai kurang dari seminggu, sedangkan pakai traktor sehari juga beres cukup 20 liter solar, jadi biayanya lebih murah, cepat selesai lagi,” ujarnya.

Dikatakan, trakto saat ini memang sudah seharusnya digunakan oleh petani sehingga proses pembajakan lebih cepat, pengeluaran biaya lebih sedikit dan petani bisa secepatnya menanam padi kembali.“ Harapan para petani membajak sawah ingin menggunakan traktor biar cepat menikmati hasil panen,"pungkas Sugiarto.(fir)


Gorong-Gorong Jalan Poros Margo Mulyo Jebol


     BELITANG II- Gorong-gorong yang berada jalan poros di desa Margo Mulyo, Kecamatan Belitang II sudah hampir setahun dibiarkan jebol. Padahal jalan poros tempat jebolnya gorong-gorong tersebut satu-satnya akses yang selalu dilewati kendaraan truk untk mengangkut hasil bumi warga , salah satunya getah karet.
     Kepala Desa (Kades) Margo Mulyo Sarjono mengatakan sejak jebolnya gorong-gorong  warga memasang kayu kelapa supaya kendaraan bisa melintas secara darurat. Tapi ternyata perbaikan sementara tersebut sudah hampir setahun dan saat ini kayu kelapanya pun sudah mulai rapuh karena termakan usia.
      “ Jadi selaku Kades saya mewakil warga desa Margo Mulyo mengharapkan supaya dinas PU Bina Marga OKUT untuk segera memperbaiki gorong-gorong yang berada di jalan poros di desa Margo Mulyo. Kerena ini menjadi akses satu-satunya yang harus dilewati untuk mengeluarkan hasil bumi,” katanya saat dibincangi wartawan Jumat (1/05) kemarin.
      Menurut Sarjono, gorong-gorong tersebut memang sangat layak untuk dibangun, karena gorong-gorong tersebut dulu dibangun tahun 1982 presidennya masih Soeharto.” Kalau dilihat dari pecahan gorong-gorong ini, dulunya saat dibangun tidak megunakan besi cor dan hanya susunan batu bata dan semen saja,” ungkapnya.(fir)

Spanduk dan Baliho Liar di Jalan Raya Mulai Marak Lagi


       BELITANG- Spanduk liar alias ilegal semakin marak saja di kawasan Belitang,baik yang melintang di jalan raya provinsi maupun di jalan-jalan kabupaten. Dengan maraknya spanduk liar ini selain mengganggu penguna jalan juga membuat pemandangan di lingkungan tersebut kurang indah,serta tidak adanya pemasukan buat kas daerah.
       Pemantauan di lapangan, tidak hanya  spanduk penerimaan siswa baru tapi juga spanduk iklan rokok dan bakal calon Bupati semakin banyak. Sementara pihak terkait terkesan hanya tutup mata melihat permasalahan seperti ini,sehingga terkesan terus berlarut-larut.” Pemandangan seperti ini sudah terjadi dari tahun ke tahun di wilayah Beliatang,” kata Yudi (45) warga Bedilan, Kecamatan Belitang Jumat (1/05) kemarin.
     Menurut Yudi,dengan kian maraknya spanduk liar ini membuat kawasan Belitang terkesan awut-awutan dan tidak tertata dengan baik,dan lingkungan pun terkesan kumuh.” Apalagi melihat pemandangan di kawasan Belitang waktu pagi hari,selain maraknya spanduk liar juga banyaknya kendaraan parkir sembarangan,”ujarnya.
        Selaku warga biasa Yudi hanya bisa berharap,ini bisa dijadikan perhatian pemerintah kedepan,karena kalau spanduk liar tersebut dipasang pada tempat yang semestinya bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) pemerintah setempat.” Karena spanduk seperti produk rokok merek ternama mempunyai anggaran untuk mempromosikan produknya,” tukasnya (fir)

Luapan Air Irigasi Salah satu Penyebab Rusaknya Jalan Poros


       SEMENDAWAI SUKU III-  Luapan air dari Irigasi diduga salah satu penyebab jalan poros di wilayah desa Taraman Jaya, Kecamatan Semendawai Suku III rusak, seperti halnya yang terjadi persis di depan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Taraman. Tamapk aspal di jalan poros tersebut sudah banyak yang mengelupas karena sering digenangi air luapan dari Irigasi.
        Pemantauan di lapangan Jumat (1/05) kemarin, salah satu penyebab seringnya air Irigasi meluap karena banyaknya sampah yang ada di saluran tersebut, sehingga air mengenangi jalan poros.” Setiap kali hujan volume air di saluran Irigasi di wilayah desa Taraman Jaya dan sampah menghalangi air yang mengalir, sehingga mengenangi jalan poros,” kata Sapin (40) salah seorang warga Taraman Jaya.
       Menurutnya, akibat itulah aspal di wilayah ini banyak yang mengelupas, sehingga sekarang hanya terlihat batu-batu saja yang ada di jalan poros di depan SD tersebut.” Jangankan aspal, batu karang pun kalau terendam air terus juga akan rusak,” ujarnya.
       Oleh karena itu, pemerintah kecamatan maupun pemerintahan desa seharusnya sering memperhatikan kondisi tersebut, kalau terus dibiarkan jalan poros akan semakin rusak.” Ya paling tidak di saluran Irigasi tersebut jangan banyak sampah supaya air yang mengalir tidak terhalang oleh tumpukan sampah,” ungkap Sapin.(fir)   

Rabu, 29 April 2015

Duku Komering Dijual Rp 5 Ribu Perkilonya


      BELITANG- Sudah hampir seminggu ini Duku lokal dari Rasuan membanjiri pasar Gumawang, Kecamatan Belitang. Buah berwarna kuning yang rasanya sangat manis ini dihargai Rp 5 ribu perkilonya oleh para pedangang. Namun apabila ingin membeli banyak dengan harga murah para pembeli disarankan membeli langsung ke wilayah Rasuan.
     Aibun( 45) salah seorang penjual duku di pasar Gumawang mengatakan, duku yang mereka jual benar-benar duku asli komering. Jadi para pembeli tidak akan kecewa meskipun harganya Rp 5 ribu perkilonya.” Ini duku asli komering,kami jamin para pembeli tidak akan kecewa dengan rasanya,” katanya saat dibincangi wartawan Senin (30/3) kemarin.
    Menurutnya, saat ini duku Komering baru sekita seminggu kami jual, kemungkinan pada bulan April nanti harganya bisa lebih murah lagi, yakni 3 kilo bisa dijual dengan harga Rp 10 ribu.” Seperti duku Muara Dua kemarin, kami para pedagang menjualnya 3 kilo dengan harga Rp 10 ribu,” jelasnya.
      Sementara itu, Tina (32) salah seorang pembeli duku di pasar Gumawang mengaku puas dan tidak kecewa membeli duku komering, karena rasanya lebih masis dari duku Muara dua yang banyak dijual kemarin.” Saya raya denga kualitas dan rasanya, membeli duku komering dengan harga Rp 5 ribu perkilonya tidak rugi. Wajar kalau di Jakarta duku Komering bisa dijual dengan harga Rp 10 ribu perkilonya,” ungkapnya.(fir)

Poster Bakal Calon Bupati OKUT Timur Marak


          BELITANG- Menjelang pemilihan kepala daerah Kabupaten OKU Timur, yang rencananya akan dilaksanakan pada 9 Desember mendatang, sejumlah nama sudah bermunculan untuk menjadi calon bupati maupun untuk calon wakil bupati OKU Timur periode 2016-2021. Bahkan mereka juga sudah banyak memasang poster ataupun baliho disepanjang jalan provinsi Belitang-Martapura.
        Pemantauan dilapangan, poster maupun baliho yang bakal calon bupati OKU Timur yang dipasang di sepanjang jalan raya provinsi Belitang-Martapura tersebut adalah, Edwar Jaya, Syanubi, Almawardi, Sugeng, Agustini. Bahkan Kholid mawardi sudah bergangengan dengan Feri Antoni. Lalu seperti apakan tanggapan masyarakat OKU Timur dengan hal tersebut.
       Sugiman (35) warga Belitang mengatakan hal yang positif jika ada berapa figure yang berminat untuk maju dalam pemilikada OKU Timur periode 2016-2021. Dengan demikian masyarakat juga bisa mengenalnya dengan memasang poster di pinggir jalan raya provinsi tersebut.” Positif menurut saya. Bahkan jika perlu di desa-desa juga dipasang poster dan baliho tidak hanya di jalan raya provinsi saja,” katanya.
     Sementara Nanang (40) warga belitang lainnya mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, dengan cara demikianlan masyarakat akan mengenal siapa saja yang akan menjadi peserta pemilukada OKU Timur yang akan digelar pada 9 Desember mendatang.” Selama ini masyaratkan banyak yang belum mengenal figure-figur yang akan memimpin OKU Timur mendatang setelah pak Herman Deru,” ungkapnya.(fir)

Dari Sembako, Batu Akik Hingga Ke Calon Bupati


      BELITANG- Selain membincangkan persoalan sembako yang mahal, murahnya harga karet dan indahnya batu akik, ternyata ada tema baru yang mulai diperbincangan oleh masyarakat. Baik itu di tempat hajatan, di perkantoran hingga  warung-warung kopi. Apa itu? Ternyata calon pemimpin OKU Timur periode 2016-2021 mendatang.
      Berdasarkan pemantauan dilapangan, nama-nama bakal calon bupati OKU Timur selalu menjadi pembahasan yang menarik jika ada sekelompok orang berkumpul. Terutama nama-nama yang telah memasang poster dan baliho disepanjangan jalan provinsi.” Ini menjelang Pemilihan bupati mas, jadi paslah menjadi obrolan kita saat berkumpul, apalagi kalau ada salah satu tim sukses salah satu bakal calon,’ kata Abdul (33) warga Belitang saat dibincangi wartawan Rabu (29/4) kemarin.
      Menurut Abdul, karena banyaknya bakal calon bupati OKU Timur yang bermunculan semakin bertambah panjang juga materi yang diobrolkan apalagi ditemani dengan kopi susu yang panas.” Meskipun diobrolkan panjang lebar, namun tidak ada kesimpulan karena mereka baru bakal calon belum menjadi calon bupati OKU Timur, tapi tetap menarik menjadi tema obrolan,” ujarnya.
     Lalu, saat ditanya siapa kira-kira bisa menjadi pemenag pada pemilukada OKU Timur mendatang? Abdul tidak berani menjawab. Karena menurutnya persaingan untuk mereput kursi pasar OKU Timur satu sangatlah ketat.” Saat ini semua bakal calon mempunyai peluang yang sama. Tinggal bagaiman strategi tim pemengan mereka nanti bekerja dilapangan hingga pelaksanaan pencoblosan pada 9 desember mendatang,” ungkapnya.(fir

Selasa, 28 April 2015

Hendak Pulang ke Palembang, Malah Di Kroyok Warga


           BELITANG – Nasib naas dialami oleh Hermadi Setiawan dan Laura Restuti Binti Budi  bersama anaknya.  Warga Komplek CPM Blok F No 78 Sekip Ujung Palembang, mengalami pencurian dengan kekerasan atau pengeroyokan oleh massa yang berjumlah  sekitar 50 orang.  Kejadian dialaminya pada minggu (26/04) sekitar pukul 16.00 WIB ketika berangkat dari desa Lebak  Kajang, Kecamatan Madang Suku 1, Kabupaten OKU Timur hendak  menuju Palembang.
Sesuai dengan laporan kepolisian yang diterima Polsek  Cempaka menyebutkan  sesuai laporan yang diterima oleh Polsek Cempaka dengan  nomer laporan  polisi LPB/08/IV/2015/SUMSEL/OKUT/SEK.CPK tanggal 27 April 2015. Yang melaporkan  saksi korban yang merupakan seorang ibu rumah tangga bernama Laura Restuti warga Komplek CPM Blok F  no 78 sekip Ujung, Palembang. Pada  minggu (26/04) sekitar pukul 16.00 WIB dirinya satu keluarga mengalami pengeroyokan oleh massa yang  tak dikenal ketika dalam  perjalanan dari Desa Lebak  Kajang, Kecamatan Madang Suku 1, Kabupaten OKU Timur dengan menggunakan  mobil truk warna kuning menuju Palembang.
Dikatakan, sesampai  di Desa Mangulak, kecamatan Madang Suku I suami korban yang menyetir kendaraan  mobil  berjalan jig jag . Hal ini untuk  menghindari lubang yang ada di jalan..  Tiba tiba dari belakang mobil yang  mereka kendarai terdapat satu buah sepeda motor yang dikendarai oleh tiga orang  yang berteriak teriak kepada masyarakat disekitar bahwa mobil tersebut telah menyerempet orang.  Tetapi menurut pengakuan korban  dalam laporan yang masuk, ia tidak merasa menyerempet, dan sepeda motor tersebut yang ditumpangi oleh tiga orang tersebut tidak terjatuh,” jelas saksi saat melapor ke  Polsek Cempaka.
Lebih lanjut dikatakan Laura saat melapor , karna pengendara motor yang berada di belakang korban tersebut masih terus berteriak teriak bahwa mereka diserempet oleh truk yang di tumpangi korban.  Pengendara motor  mengajak masyarakat untuk mengejar mobil truk yang korban tumpangi.  Masa yang berjumlah sekitar 50orang  ikut   mengejar truk yang ia tumpangi. Hingga akhirnya berhenti di perbatasan Desa Betung. Masa yang mengejar dengan kendaraan motor berhasil memberhentikan mobil serta mengeroyok korban. “ Pengeroyokan terhadap supir truk yang juga merupakan  suami pelapor  serta  melakukan perusakan  terhadap mobil mereka dilakukan di Dusun Gedung, Desa Minanga ”ungkap korban yang juga diamini Polsek Cempaka Iptu Fauzi Shaleh.
Atas pengeroyokan  masa tersebut di wilayah  hukum Polsek Cempaka korban mengalami luka di kepala, tangan memar,  serta kerugian secara materi mobil rusak, uang tunai senilai Rp 15.200.000 raib , serta dua buah hanphone merek Nokia dan Mitto juga ikut hilang. Saat ini kasus tersebut sedang didalami oleh Polsek Cempaka. (and/mg3)

Warga Tanam Pisang Ditengah Jalan


          BELITANG – Tanaman pisang tumbuh di tengah jalan penghubung desa, dijalan penghubung Desa Sido Gede dengan Desa Harjowinangun, Kecamatan Belitang, warga menanam batang pisang karna merasa kecewa dengan kondisi jalan yang rusak berlubang, Hal tersebut diungkapkan juni warga sekita,  Selasa (28/4)
         Jalan penghubung terletak diantara  Desa Sido Gede dengan Desa Harjowinangun, Kecamatan Belitang, Selasa (28/4) selain ditumbuhi oleh sebuah batang pisang ditengah jalan juga keadaannya rusak berlubang dipenuhi oleh air, kondisi jalan masih tanah yang bercampur batu.
         Menurut Juni warga sekitar kepada media ini mengatakan, tanaman pisang yang tumbuh di tengah jalan penghubung antara Desa Sido Gede dengan Harjowinagun tersebut ditanam warga, pnyebabnya dikarenakan kondisi jalan penghubung antar desa rusak dan berlubang,” Penanaman pisang dilakukan karna jalan selalu rusak sehingga warga menanaminya dengan pisang,” terangnya.
          Dirinya berharap kepada pemerintah agar melakukan perbaikan terhadap jalan, Melakukan pengecoran beton terhadap jalan penghubung yang kini masih jalan tanah dan bercampur batu tersebut.(MG3) 

Muslim Siap Tingkatkan Mutu Pendidikan Belitang III


         BELITANG -  Muslim Spd MM siap meningkatkan mutu pendidikan di kecamatan Belitang III,  hal tersebut  yang akan dilakukannya setelah dirinya dilantik sebagai ketua pengurus cabang PGRI Belitang III priode 2015- 2020, dirinya dilantik sebagai ketua pengurus cabang PGRI Belitang  III  pada senin (27/4) setelah sebelumnya terpilih secara aklamasi dalam  konfrensi cabang PGRI Belitang III yang digelar pada maret lalu.

            Menurut Muslim SPd MM usai dilantik sebagai ketua PGRI Belitang III  kepada media ini mengatakan, dirinya sebagai ketua pengurus cabang PGRI Belitang III bersama dengan pengurus lainnya menyatakan diri siap untuk lebih memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan di kecamatan Belitang III, “bersama pengurus saya berusaha meningkatkan  profesinalis guru,
berupaya  memberikan rasa aman kepada guru dalam  melakukan proses belajar mengajar
serta lebih meningkatkan kerjasama antar guru untuk terwujudnya mutu pendidikan di kecamatan Belitang III yang lebih baik,” terangnya.

           Dikatakan, setelah terbentuk dan dilantiknya kepengurusan PGRI cabang Belitang III,  pengurus yang ada  akan  secepatnya melakukan rapat koordinasi pemantapan bersama,” secepatnya  kami akan  melakukan rakor bersama dan menetapkan program kerja pengurus,” ungkapnya.

            Muslim SPd MM yang merupakan kepala SMPN 1 Belitang III  terpilih secara aklamasi sebagai ketua pengurus cabang PGRI Belitang III priode 2015-2020, dalam  konfercab PGRI Belitang III yang digelar pada  bulan maret lalu di SMAN 1 Belitang III.(pen)    

Kondisi Jembatan Cawang Darurat


     BELITANG – Kondisi jembatan cawang penghubung Desa Ketapang dengan Desa Donoharjo darurat, pasalanya kondisi jembatan masih terbuat dari kayu yang kini kondisinya sudah lapuk, hal tersebutlah kondisi yang ada pada jembatan penghubung yang berada di sungai cawang di Desa Ketapang, Kecamatan Belitang, Senin (28 /4)
         Menurut Ardan warga yang berada di sekitar sungai cawing  mengatakan, kini kondisi jembatan penghubung antar Desa Donoharjo dengan Desa Ketapang, Kecamatan Belitang  yang terbuat dari kayu kini kondisi jembatan keadaanya rusak parah, itulah kondisi yang ada pada jembatan kayu tersebut,” telah lama jembatan cawang dalam keadaan rusak, kayu jembatan sudah mulai lapuk,” terangnya.
      Dikatakan, di jembatan cawang tersebut pengendara sering kali terjadi kecelakaan, seperti pengendara motor masuk kedalam sungai cawang  akibat dari jembatan yang rusak dan lapuk,” sering mas pengendara motor masuk sungai ini saat melintas jembatan ini,” ungkap ardan.
         Meskipun kondisi papan lantai jembatan sudah mulai lapuk, namun belum juga dilakukan perbaikian, padahal jembatan merupakan jembatan yang digunakan oleh petani untuk mengangkut hasil panen petani,” saya berharap jembatan yang sudah lapuk ini, dilakukan pembangunan jembatan permanen secepatnya, agar tak lagi terjadi kecelakaan,” ucapnya.(MG3)

Camat dan Istri Ikut Goyang Dumang


    MARTAPURA- Dalam rangka memperingati hari Kartini yang jatuh pada Selasa (21/4) lalu, tim pengerak PKK Kabupaten mengelar acara lomba senam lansia dan goyang dumang antar kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten OKU Timur. Menariknya ibu-ibu yang menjadi peserta lomba adalah istri-istri kepala desa (Kades) yang ada di wilayah Kabupaten OKU Timur.
     Pemantauan di lapangan Selasa (28/4) kemarin, acara lomba yang di gelar dilapangan KONI Martapura juga dimeriahkan oleh goyangan Dumang para Camat dan istrinya. Bahkan mereka sangat antusias sekali.” Nah ini baru seru, tidak hanya istri-istri kades yang ikut bergoyang dalam rangka menyambut hari Kartini, tapi Camat dan istrinya ikut bergoyang,” celetuk istri salah satu Kades dari Kecamatan Belitang II.
       Menurutnya, acara semakin meriah dengan adanya goyongan para Camat dan istrinya setelah selesai perlombaan antar Kecamatan tersebut. Namun sayangnya tidak semua camat yang ikut Goyang.” Kalau 20 orang Camat ikut bergoyang dan dilombakan juga mungkin acara akan semakin seru lagi. Bahkan jika perlu Kepala dinas yang ada di OKU Timur dan istrinya pun bisa ikut meriahkan acara-acara seperti ini,” ujarnya.
        Sementara itu, Camat Belitang II, Fifi Luthas Bahagia mengaku senang dengan adanya jadwal tambahan atau acara dadakan para Camat dan istri didaulat oleh MC untuk bergoyang dumang bersama ini.” Awalanya sempat kaget didaulat MC untuk bergoyang dumang dengan istri. Namun karena ramai-ramai ya dilakukan saja sesuai permintaan MC, kan jarang-jarang seperti begini,” ungkapnya.(fir)   

Belitang – Martapura Bisa Ditempuh Satu Jam


      BELITANG-  Jarak tempu antara Belitang dengan Martapura saat ini bisa ditempuh dengan satu jam perjalanan jika mengunakan kendaraan roda dua. Pasalnya ada berapa titik jalan provinsi di jalur tersebut sudah dilakukan perbaikan dengan pengaspalan. Perbaikan yang dilakukan oleh Pemerintah provinsi tersebut mulai dari BK 8 hingga BK 1 namun belum menyeluruh, masih putus-putus.
     Pemantau dilapangan Selasa (28/4) kemarin, sejumlah kendaraan roda dua atau sepeda motor bisa melaju dengan cepat. Dan, kelihatan sekali kalau mereka sudah mulai terasa nyaman melintasi jalan yang baru saja dilakukan pengaspalan.” Alhamdullilah jalur Belitang- Martapura bisa ditempuh dengan waktu satu jam dan badan sudah tidak begitu terasa capat lagi saat pulang kerja,” kata Gianto (40) salah seorang pegawai asal Belitang yang bekerja di Martapura.    
     Namun, untuk kendaraan roda empat jarak tempuh Belitang-Martapura masih lebih dari satu jam, karena di wilayah BK 9 dan Bk 10 masih banyak lubang dibadan jalan, sehingga mereka tidak bisa jalan dengan cepat.” Lubang di badan jalan di BK 9 dan BK 10 tersebut sangat menganggu, sehingga mobil tidak bisa melaju dengan cepat,” kata Sukimin (45) salah seorang pengendara roda empat, dibincangi wartawan.
     Menurut Sukimin, jalan provinsi baru nyaman dilewati kalau sudah dilakukan perbaikan semuanya secara merata mulai dari BK 11 hingga BK 1. Bahkan kalau perlu mulai dari Petanggan BK 16.” Nah itu baru asyik, kalau sekarang saya yakin masyarakat penguna jalan masih banyak yang ngeluh apalagi mereka pegawai atau karyawan yang tinggal di BK 16 – BK 11 yang bekerja di Martapura.” Ungkapnya.(fir)