SEMENDAWAI TIMUR- Seni ukir batu
merupakan kesenian yang sudah melekat pada suku Bali. Bahkan sudah bisa
dibilang menjadi ciri khas, karena itu rumah-rumah suku Bali selalu ada seni
ukirnya. Sehingga tidak heran kesenian ini masih terlestari di OKUT dan banyak
juga warga yang mengantungkan hidupnya dengan menjadi pengukir batu, meskipun
saat ini banyak suku Bali yang sukses menjadi petani karet.
Nyoman (30) warga desa Karang Mulya, Kecamatan Semendawai timur
merupakan salah satu pengrajin yang sejak remaja sudah mengantungkan hidupnya
dengan menjadi pengukir batu. Menurutnya, selain bisa mendatangkan uang menjadi
pengukir batu juga merupakan hobi yang ia miliki.” Karena hobilah yang membuat
saya hingga sekarang masih menekuni menjadi pengrajin seni ukir batu,” katanya
belum lama ini.
Dikatakan, seni ukir batu dan kayu merupakan kesenian yang sudah melekat
pada suku Bali. Bahkan sudah bisa dibilang menjadi ciri khas dan budaya turun
temurun, karena itu rumah-rumah suku Bali selalu ada seni ukirnya.” Kesenian
ukir bali ini sudah ada sejak zaman dulu, ya bisa juga dikatakan ini
warisan nenek moyang kami,” ujarya.
Karena itu, tidak heran kalau pengrajin seni ukir batu khususnya di
kecamatan Semendawai Timur selalu kebanjiran kerjaan, baik mengukir rumah
maupun mengukir pure di lima desa di kecamatan Semendawai Timur.” Sudah banyak rumah maupun pure di kecamatan Semendawai Timur yang merupakan hasil karya
saya,” ujarnya Nyoman bangga.
Diakuinya, dalam mengerjakan seni ukir batu, dirinya mengunakan sistem
borongan dan sistem harian, tergantung kesepakatan dirinya dengan si
pemesan. Namun biasanya warga kebanyakan mengunakan sistim borongan.” Biasanya
kalau sistem borongan harga yang saya minta paling kecil Rp 2 juta. Kalau
kurang dari Rp 2 juta saya lebih suka dengan sistem harian, yakni Rp 150
perharinya,” terang Nyoman.(fir)
0 komentar:
Posting Komentar