Jumat, 24 April 2015

Seni Mengukir Batu Masih DiLestarikan


          SEMENDAWAI TIMUR- Seni ukir batu merupakan kesenian yang sudah melekat pada suku Bali. Bahkan sudah bisa dibilang menjadi ciri khas, karena itu rumah-rumah suku Bali selalu ada seni ukirnya. Sehingga tidak heran kesenian ini masih terlestari di OKUT dan banyak juga warga yang mengantungkan hidupnya dengan menjadi pengukir batu, meskipun saat ini banyak suku Bali yang sukses menjadi petani karet.

       Nyoman (30) warga desa Karang Mulya, Kecamatan Semendawai timur  merupakan salah satu pengrajin yang sejak remaja sudah mengantungkan hidupnya dengan menjadi pengukir batu. Menurutnya, selain bisa mendatangkan uang menjadi pengukir batu juga merupakan hobi yang ia miliki.” Karena hobilah yang membuat saya hingga sekarang masih menekuni menjadi pengrajin seni ukir batu,” katanya belum lama ini.

     Dikatakan, seni ukir batu dan kayu merupakan kesenian yang sudah melekat pada suku Bali. Bahkan sudah bisa dibilang menjadi ciri khas dan budaya turun temurun, karena itu rumah-rumah suku Bali selalu ada seni ukirnya.” Kesenian ukir bali ini sudah ada sejak zaman dulu, ya bisa juga dikatakan ini warisan nenek moyang kami,” ujarya.

     Karena itu, tidak heran kalau pengrajin seni ukir batu khususnya di kecamatan Semendawai Timur selalu kebanjiran kerjaan, baik mengukir rumah maupun mengukir pure di lima desa di kecamatan Semendawai Timur.” Sudah banyak  rumah maupun pure di kecamatan Semendawai Timur yang merupakan hasil karya saya,” ujarnya Nyoman bangga.

     Diakuinya, dalam mengerjakan seni ukir batu, dirinya mengunakan sistem borongan dan sistem harian, tergantung kesepakatan dirinya dengan si pemesan. Namun biasanya warga kebanyakan mengunakan sistim borongan.” Biasanya kalau sistem borongan harga yang saya minta paling kecil Rp 2 juta. Kalau kurang dari Rp 2 juta saya lebih suka dengan sistem harian, yakni Rp 150 perharinya,” terang Nyoman.(fir)

0 komentar:

Posting Komentar